Prinsip: Senyawa nitrogen dilepaskan dari jaringan daging melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat dengan batuan panas pada suhu 410oC selama 2 jam (sampai diperoleh larutan jernih ) dimana senyawa nitrogen terikat pleh sulfat membentuk ammonium sulfat. Selanjutnya ammonium sulfat diubah menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH. NH4OH distilasi menggunakan panas uap untuk memisahkan senyawa amoniak. Amoniak ditangkap pleh asam borat membentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasidengan asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stokiometri dan kadar protein diperoleh dengan mengkalikan nitrogen dengan faktor konversi.
Peralatan
a. Timbangan
analitis kepekatan 0,0001 g
b. Alat
destruksi kjedahl ukuran 250 ml
c. Alat
destilasi uap
d. Peralatan
gelas
e. Saringan No
20
Pereaksi
a. Tablet
katalis
b. Kertas
timbang bebas N
c. Batu didih
d. Larutan asam
borat 4 %
e. Larutan 4 g
H3BO3 dalam air tambahkan 0,7 ml larutan indikator methyl
red 0,1 %
f. Asam sulfat
pekat
g. Hidrogen
peroksida (H2O2 ) 30-35 %
h. Larutan
natrium hidroksida – natrium thiosulfat
i. Larutan
standar asam klorida ± 0,2 N
Preparasi Contoh
· Tepung Ikan
Lumatkan
contoh dengan blender dan sejenisnya hingga partikel dapat melewati saringan 20
mesh. Masukkan contoh dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup.
· Produk
perikanan selain tepung ikan
Lumatkan
contoh hingga homogen dan masukkan dalam wadah plastik atau gelas yang bersih
dan bertutup. Jika contoh tidak langsung diuji, simpan contoh dalam
refrigerator atau freezer sampai saatnya untuk dianalisa. Kondisikan contoh
pada suhu ruang dan pastikan contoh masih tetep homogen sebelum ditimbang. Jika
terjadi pemisahan antara cairan dan contoh maka perlu diaduk ulang dengan
blender sebelum dilakukan analisa.
Prosedur :
a. Timbang
seksama kira-kira 2 g homogenat contoh pada kertas timbang, lipat-lipat dan
masukkan ke dalam labu destruksi.
b. Tambahkan 2
buah tablet katalis serta beberapa butir batu didih.
c. Tambahkan 15
ml H2SO4 pekat ( 95-97 %) dan 3 ml H2O2
secara perlahan-lahan dan diamkan 10 menit dalam ruang asam.
d. Destruksi
pada suhu 410o C selama ± 2 jam atau
sampai larutan jernih, diamkan hingga mencapai suhu kamar dan tambahkan 50 – 75
ml aquades.
e. Siapkan
erlemeyer berisi 25 ml larutan H3BO3 4 % yang mengandung
indikator sebagai penampung destilat.
f. Pasang labu
yang berisi hasil destruksi pada rangkaian alat destilasi uap
g. Tambahkan
50-75 ml Larutan natrium hidroksida-thiosulfat
h. Lakukan
destilasi dan tampung destilat dalam erlemeyer tersebut hingga volume mencapai
minimal 150 ml ( hasil destilat akan berubah menjadi kuning )
i. Titrasi
hasil destilat dengan HCL ± 0,2 N yang
sudah dibakukan sampai warna berubah dari kuning menjadi pink
j. Lakukan
pengerjaan blanko seperti tahapan contoh
k. Lakukan
pengujian contoh minimal duplo (dua kali)
Pelaporan
a.
Jika hasil perhitungan diperoleh angka desimal kurang dari 5
(lima) maka pembulatan turun, tetapi jika lebih dari 5 (lima) pembulatan naik.
b.
Jika perhitungan diperoleh angka desimal 5 (lima) yang akan
dibulatkan dari angka genap yang ada di depannya, maka angka lima tersebut
menjadi hilang, tetapi jika angka di depannya ganjil maka pembulatan akan naik.
Keamanan dan Keselamatan
Kerja ( K3)
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja
selama melakukan analisis penentuan kadar protein perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa
b.
Gunakan jas Lab selama bekerja di laboratorium
c.
Tempatkan unit alat destruksi dalam lemari asam
d. Saat menambahkan asam sulfat kedalam labu destruksi dilakukan pada lemari asam
gunakan masker serta dispenser
e. Saat melakukan destruksi pastikan air pendingin dan blower dapat digunakan
selama proses berlangsung
Acuan : SNI –
01 – 2354.4 – 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar