1. Tujuan :
Dapat diterapkan pada produk industri
dan materi lain dengan kandungan karbohidrat rendah
2.
Prinsip :
Contoh dioksidasi pada
suhu 550o C dalam tungku pengabuan selama 8 jam atau sampai
mendapatkan abu berwarna putih. Penetapan berat abu dihitung secara gravimetri
3. Acuan : SNI – 01- 2354.1 – 2006
4.
Peralatan :
a.
Timbangan analitik dengan kepekaan 0,0001 g
b.
Tungku pengabuan (Furnace)
c.
Blender atau alat penghancur makanan
d.
Alat penjepit
e.
Desikator
f.
Sendok contoh
g.
Saringan No 20
h.
Wadah contoh, plastik atau gelas
5.
Preparasi Contoh
a Tepung ikan
Lumatkan contoh dengan blender dan
sejenisnya hingga partikel dapat melewati saringan 20 mesh. Masukkan contoh
dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup.
b Produk perikanan selain tepung ikan
Lumatkan contoh hingga homogen dan
masukkan dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup. Jika contoh
tidak langsung diuji, simpan contoh dalam refrigerator atau freezer sampai
saatnya untuk dianalisa. Kondisikan contoh pada suhu ruang dan pastikan contoh
masih tetap homogen sebelum ditimbang. Jika terjadi pemisahan antara cairan dan
contoh maka perlu diaduk ulang dengan blender.
6.
Prosedur :
a.
Masukkan cawan abu porselin kosong dalam tungku
pengabuan. Suhu dinaikan secara bertahap sampai mencapai suhu 550o C
. Pertahankan pada suhu 550o C ± 5o C selama 1 malam.
b.
Turunkan suhu pengabuan menjadi 40oC,
keluarkan cawan abu porselin dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian timbang berat cawan abu porselin kosong
( Ag)
c.
Ke dalam cawan abu porselin masukkan 2 g contoh yang
telah dihomogenkan kemudian masukkan kedalam oven pada suhu 100oC
selama 24 jam.
d.
Pindah cawan abu porselin ke tungku pengabuan dan naikkan
temperatur secara bertahap sampai suhu mencapai 550o C ± 5o C.
Pertahankan selama 8 jam / semalam sampai diperoleh abu berwarna putih.
e.
Setelah selesai, tungku pengabuan diturunkan suhunya
menjadi sekitar 40oC, keluarkan cawan porselin dengan menggunakan
penjepit dan masukkan ke dalam desikator selama 30 menit. Bila abu belum putih
benar harus dilakukan pengabuan kembali.
f.
Basahi abu ( lembabkan) abu dengan aquades secara
perlahan, keringkan pada hot plate dan abukan kembali pada suhu 550oC
sampai berat konstan.
g.
Turunkan suhu pengabuan menjadi ± 40oC lalu
pindahkan cawan abu porselin dalam desikator selama 30 menit kemudian ditimbang
beratnya ( B g) segera setelah dingin.
h.
Lakukan pengujian minimal duplo (dua kali).
7. Perhitungan
8.
Pelaporan
a.
Jika hasil
perhitungan diperoleh angka desimal kurang dari 5 (lima )
maka pembulatan ke bawah, tetapi jika lebih dari 5 (lima ) pembulatan ke atas
b.
Jika
hasil perhitungan diperoleh angka desimal 5 (lima )
yang akan dibulatkan dari angka genap yang ada didepannya, maka angka 5 (lima ) tersebut menjadi
hilang, tetapi bila jika angka didepannya ganjil maka pembulatan akan naik
9. Keamanan dan Keselamatan kerja ( K3 )
Untuk menjaga keamanan dan
keselamatan kerja selama melakukan analisa maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a.
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa
b.
Gunakaan
jas laboratorium selama bekerja.
c. Setelah
melakukan pengabuan, untuk membuka tungku pengabuan biarkan suhu tungku
mencapai ± 40oC.
Reference: SNI – 01- 2354.1 – 2006
Reference: SNI – 01- 2354.1 – 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar