Minggu, 07 Juli 2013

Pengujian Kadar Protein Total

Metode oengujian kadar protein total ini diterapkan terhadap hasil perikanan termasuk ikan, udang dan kerang-kerangan serta hasil samping perikanan.

Prinsip: Senyawa nitrogen dilepaskan dari jaringan daging melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat dengan batuan panas pada suhu 410oC selama 2 jam (sampai diperoleh larutan jernih ) dimana senyawa nitrogen terikat pleh sulfat membentuk ammonium sulfat. Selanjutnya ammonium sulfat diubah menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH. NH4OH distilasi menggunakan panas uap untuk memisahkan senyawa amoniak. Amoniak ditangkap pleh asam borat membentuk ammonium borat dan selanjutnya dilakukan titrasidengan asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara stokiometri dan kadar protein diperoleh dengan mengkalikan nitrogen dengan faktor konversi.
Peralatan   
a.    Timbangan analitis kepekatan 0,0001 g
b.    Alat destruksi kjedahl  ukuran 250 ml
c.     Alat destilasi uap
d.    Peralatan gelas
e.    Saringan No 20

Pereaksi
a.    Tablet katalis
b.    Kertas timbang bebas N
c.     Batu didih
d.    Larutan asam borat 4 %
e.    Larutan 4 g H3BO3 dalam air tambahkan 0,7 ml larutan indikator methyl red  0,1 %
f.      Asam sulfat pekat
g.    Hidrogen peroksida (H2O2 ) 30-35 %
h.    Larutan natrium hidroksida – natrium thiosulfat
i.      Larutan standar asam klorida  ± 0,2 N

Preparasi Contoh
·      Tepung Ikan
Lumatkan contoh dengan blender dan sejenisnya hingga partikel dapat melewati saringan 20 mesh. Masukkan contoh dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup.
·      Produk perikanan selain tepung ikan
Lumatkan contoh hingga homogen dan masukkan dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup. Jika contoh tidak langsung diuji, simpan contoh dalam refrigerator atau freezer sampai saatnya untuk dianalisa. Kondisikan contoh pada suhu ruang dan pastikan contoh masih tetep homogen sebelum ditimbang. Jika terjadi pemisahan antara cairan dan contoh maka perlu diaduk ulang dengan blender sebelum dilakukan analisa.

Prosedur  :
a.  Timbang seksama kira-kira 2 g homogenat contoh pada kertas timbang, lipat-lipat dan masukkan ke dalam labu destruksi.
b.    Tambahkan 2 buah tablet katalis serta beberapa butir batu didih.
c.  Tambahkan 15 ml H2SO4 pekat ( 95-97 %) dan 3 ml H2O2 secara perlahan-lahan dan diamkan 10 menit dalam ruang asam.
d.  Destruksi pada suhu 410o C selama ± 2 jam atau sampai larutan jernih, diamkan hingga mencapai suhu kamar dan tambahkan 50 – 75 ml aquades.
e.  Siapkan erlemeyer berisi 25 ml larutan H3BO3 4 % yang mengandung indikator sebagai penampung destilat.
f.      Pasang labu yang berisi hasil destruksi pada rangkaian alat destilasi uap
g.    Tambahkan 50-75 ml Larutan natrium hidroksida-thiosulfat
h.    Lakukan destilasi dan tampung destilat dalam erlemeyer tersebut hingga volume mencapai minimal 150 ml ( hasil destilat akan berubah menjadi kuning )
i.      Titrasi hasil destilat dengan HCL ± 0,2 N yang sudah dibakukan sampai warna berubah dari kuning menjadi pink
j.      Lakukan pengerjaan blanko seperti tahapan contoh
k.    Lakukan pengujian contoh minimal duplo (dua kali)

Pelaporan
a.    Jika hasil perhitungan diperoleh angka desimal kurang dari 5 (lima) maka pembulatan turun, tetapi jika lebih dari 5 (lima) pembulatan naik.
b.    Jika perhitungan diperoleh angka desimal 5 (lima) yang akan dibulatkan dari angka genap yang ada di depannya, maka angka lima tersebut menjadi hilang, tetapi jika angka di depannya ganjil maka pembulatan akan naik.

Keamanan dan Keselamatan Kerja ( K3)
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja selama melakukan analisis penentuan kadar protein perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.    Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa
b.    Gunakan jas Lab selama bekerja di laboratorium
c.     Tempatkan unit alat destruksi dalam lemari asam
d.  Saat menambahkan asam sulfat kedalam labu destruksi dilakukan pada lemari asam gunakan masker serta dispenser
e.    Saat melakukan destruksi pastikan air pendingin dan blower dapat digunakan selama proses berlangsung


Acuan :  SNI – 01 – 2354.4 – 2006



Kamis, 02 Mei 2013

Pengujian Kadar Lemak Total

Prinsip Pengujian Kadar Lemak Total adalah Lemak dalam contoh diekstraksi dengan diethyl eter. Contoh diekstraksi dengan pelarut organik untuk mengeluarkan lemak dari contoh dengan bantuan pemanasan pada suhu titik didih pelarut. Pelarut organik yang mengikat lemak selanjutnya dipisahkan dengan penguapan (evaporasi), sehingga hasil lemak tertinggal dalam labu. Penetapan berat lemak dihitung secara gravimetri. Adapun ruang lingkup metode ini untuk menghitung kadar lemak total pada produk perikanan.

Peralatan
Pemanas listrik, penyangga, kondesor dan ekstraktor soxhlet
Selongsong lemak
Desikator
Oven suhu
Kertas saring

Pereaksi: Diethyl ether atau chloroform

Preparasi contoh

** Tepung Ikan** Lumatkan contoh dengan blender dan sejenisnya hingga partikel dapat melewati saringan 20 mesh. Masukkan contoh dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup.

** Produk perikanan selain tepung ikan **
  1. Lumatkan contoh hingga homogen dan masukkan dalam wadah plastik atau gelas yang bersih dan bertutup. Jika contoh tidak langsung diuji, simpan contoh dalam refrigerator atau freezer sampai saatnya untuk dianalisa. 
  2. Kondisikan contoh pada suhu ruang dan pastikan contoh masih tetep homogen sebelum ditimbang. Jika terjadi pemisahan antara cairan dan contoh maka perlu diaduk ulang dengan blender sebelum dilakukan analisa

Prosedur  :
  1. Homogenkan contoh, potong kecil-kecil lalu ditumbuk dengan mortar (dilumatkan).
  2. Timbang contoh ± 2 – 3 gram dengan menggunakan kertas saring, catat beratnya (A).      Bungkus contoh sedemikian hingga bisa masuk ke selongsong lemak.
  3. Panaskan labu ekstraksi pada oven dengan suhu 100 OC ± 60 menit lalu dinginkan dan timbang beratnya (sampai beratnya konstan), catat beratnya (B).
  4. Masukkan selongsong lemak pada soxhlet, pasang labu ekstraksi pada soxhletnya.
  5. Agar proses ekstraksi berjalan sempurna, maka perhatikan dengan benar bahwa air pendingin pada kondensor sudah mengalir dengan baik.
  6.  Isi labu ekstraksi ± 50 ml dietyl eter (± 1,5 putaran soxhlet).
  7. Panaskan labu, sehingga dietyl eter akan menguap, uap tersebut akan didinginkan oleh   kondensor sehingga akan terbentuk tetesan-tetesan dietyl eter yang nantinya merendam contoh pada selongsong.
  8. etelah soxhlet penuh, maka pelarutnya akan turun bersama-sama dengan lemak yang didapat dari hasil ekstraksi.
  9. Biarkan proses ini berlangsung ± 16 jam, dengan tetap memperhatikan perubahan volume yang terjadi pada dietyl eter selama pemanasan (kemungkinan menguap).
  10.  Setelah selesai, pisahkan pelarut dengan lemaknya dengan cara dipanaskan pada suhu 100OC selama 60 menit (sampai berat konstan).  Dinginkan lalu timbang, catat beratnya   ( C ).

Pelaporan

a. Jika hasil perhitungan diperoleh angka desimal kurang dari 5 (lima) maka pembulatan turun, tetapi jika lebih dari 5 (lima) pembulatan naik.

b. Jika perhitungan diperoleh angka desimal 5 (lima) yang akan dibulatkan dari angka genap yang ada didepannya, maka angka lima tersebut menjadi hilang, tetapi jika angka didepannya ganjil maka pembulatan akan naik.

Keamanan dan Keselamatan Kerja ( K3)
  • Untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja selama melakukan analisis penentuan kadar protein perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 
  • Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan analisa 
  • Gunakan jas Lab selama bekerja di laboratorium 
  • Saat membuang diethyl eter atau chloroform gunakan masker 
  • Apabila menggunakan diethyl eter, pastikan tidak ada nyala api atau asap rokok di sekitar ruangan 
  • Saat melakukan ekstraksi pastikan air pendingin dan blower dapat digunakan selama proses berlangsung 

Acuan :SNI – 01 – 2354.3  – 2006


v



Pengujian Kadar Garam

Pengujian Kadar Garam ini u ntuk mengetahui kandungan kadar garam pada produk perikanan dan hasil olahannya. Adapun Prinsip metode pengu...